JALAN SUKSES
" Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan"
SEORANG anak muda berbibaca pada gurunya, ia bertanya,
"Guru bisakah kau tunjukkan di mana jalan menuju sukses?"
"Ehmmm...." Sang Guru diam sejenak.
Tanpa mengucaokan seoatah katapun, Sang Guru menunjuk ke arah sebuah jalan. Anak muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukan Sang Guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. setelah beberapa langkah tiba-tiba ia berseru.
"Ha!!! Jalan ini buntu!!!!"
Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan itu. Ia terpaku kebingungan.
"barang kali aku salah mengerti maksud sang guru"
kembali anak muda itu berbalik menemui sang guru untuk bertanya sekali lagi.
'Guru, yang manakah jalan menuju sukses?"
Sang Guru tetap menunjuk ke arah yang sama. Anak muda itu kembali berjalan ke arah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap sebuah tembok yang menutupi. Ia berpikir, ini pasti hanya gurauan. Anak muda itu merasa dipermainkan.
Dengan emosi dan penuh amarah ia menemui sang guru.
"Guru Aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukan jari saja!!! Bicaralah....!!!"
Sang Guru akhirnya berbicara..
"DI SITU JALAN MENUJU SUKSES. HANYA BEBERAPA LANGKAH SAJA SAJA DARI TEMBOK ITU. SIAPA YANG BILANG TEMBOK ADALAH BATAS AKHIR JALAN ITU?"
" Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan"
SEORANG anak muda berbibaca pada gurunya, ia bertanya,
"Guru bisakah kau tunjukkan di mana jalan menuju sukses?"
"Ehmmm...." Sang Guru diam sejenak.
Tanpa mengucaokan seoatah katapun, Sang Guru menunjuk ke arah sebuah jalan. Anak muda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukan Sang Guru. Ia tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. setelah beberapa langkah tiba-tiba ia berseru.
"Ha!!! Jalan ini buntu!!!!"
Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan itu. Ia terpaku kebingungan.
"barang kali aku salah mengerti maksud sang guru"
kembali anak muda itu berbalik menemui sang guru untuk bertanya sekali lagi.
'Guru, yang manakah jalan menuju sukses?"
Sang Guru tetap menunjuk ke arah yang sama. Anak muda itu kembali berjalan ke arah itu lagi. Namun yang ditemuinya tetap sebuah tembok yang menutupi. Ia berpikir, ini pasti hanya gurauan. Anak muda itu merasa dipermainkan.
Dengan emosi dan penuh amarah ia menemui sang guru.
"Guru Aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? Kau jangan hanya menunjukan jari saja!!! Bicaralah....!!!"
Sang Guru akhirnya berbicara..
"DI SITU JALAN MENUJU SUKSES. HANYA BEBERAPA LANGKAH SAJA SAJA DARI TEMBOK ITU. SIAPA YANG BILANG TEMBOK ADALAH BATAS AKHIR JALAN ITU?"